Tuesday, March 17, 2020

Kerajaan Mataran Islam / Mataram Kuno (Letak Geografis, Kehidupan Politik Sosial Ekonomi Budaya, Faktor Kemajuan dan Faktor Kemunduran)


Ringkasan Materi Kerajaan Mataram Islam/Mataram Kuno

a.   Letak Geografis
Kerajaan Mataram terletak di Jawa Tengah dengan daerah intinya disebut Bhumi Mataram. Daerah tersebut dikelilingi oleh pegunungan dan gunung-gunung, seperti Pegunungan Serayu, Gunung Prau, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Ungaran, Gunung Merbabu, Gunung Merapi, Pegunungan Kendang, Gunung Lawu, Gunung Sewu, Gunung Kidul. Daerah itu juga dialiri banyak sungai, diantaranya Sungai Bogowonto, Sungai Progo, Sungai Elo, dan yang terbesar dalah Sungai Bengawan Solo.
b.   Kehidupan politik
Raja pertama yang memerintah adalah Sutawijaya yang bergelar Panembahan Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama. Setelah Sutawijaya wafat, digantikan oleh putranya yaitu Mas Johang yang bergelar Sultan Anyakrawati.
c.   Kehidupan ekonomi
Kerajaan Mataram adalah kelanjutan dari Kerajaan Demak dan Pajang. Kerajaan ini menggantungkan kehidupan ekonominya dari sektor agraris. Hal ini karena letaknya yang berada di pedalaman. Akan tetapi, Mataram juga memiliki daerah kekuasan di daerah pesisir utara Jawa yang mayoritas sebagai pelaut. Daerah pesisir inilah yang berperan penting bagi arus perdagangan Kerajaan Mataram.
d.  Kehidupan sosial
Kehidupan sosial Kerajaan Syailendra, ditafsirkan sudah teratur. Hal ini dilihat melalui cara pembuatan candi yang menggunakan tenaga rakyat secara bergotong-royong. Di samping itu, pembuatan candi ini menunjukkan betapa rakyat taat dan mengkultuskan rajanya.
e.   Kehidupan budaya
Kerajaan Syailendra banyak meninggalkan bangunan-bangunan candi yang sangat megah dan besar nilainya, baik dari segi kebudayaan, kehidupan masyarakat dan perkembangan kerajaan. Candi-candi yang terkenal seperti telah disebutkan di atas adalah Candi Mendut, Pawon, Borobudur, Kalasan, Sari, dan Sewu.
f.    Faktor kemajuan
Kerajaan Mataram mencapai puncak kejayaan pada masa Sultan Agung. Beliau banyak berjasa dalam bidang kebudayaan dan agama. Beliau mengarang Serat Sastra Gending yang berisi filsafat Jawa, menciptakan penanggalan tahun Jawa, dan memadukan unsur Jawa dan Islam, seperti penggunaan gamelan dalam perayaan Sekaten untuk memperingati Maulud Nabi.
g.   Faktor kemunduran
Kemunduran Mataram Islam berawal saat kekalahan Sultan Agung merebut Batavia dan menguasai seluruh Jawa dari Belanda. Setelah kekalahan itu, kehidupan ekonomi rakyat tidak terurus karena sebagian rakyat dikerahkan untuk berperang.

Kerajaan Banten (Letak Geografis, Kehidupan Politik Sosial Ekonomi Budaya, Faktor Kemajuan dan Faktor Kemunduran)


Ringkasan Kerajaan Banten

a.   Letak geografis
Terletak di ujung barat Pulau Jawa, yaitu di daerah Banten, Jawa Barat.
b.   Kehidupan politik
Pendiri kerajaan ini adalah Hasanudin yang mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. Raja – raja yang memerintah kerajaan ini adalah : Panembahan Yusuf, Maulana Muhammad, Abu Mufakir, dan Sultan Ageng Tirtayasa.
c.   Kehidupan Ekonomi
Kehidupan ekonomi kerajaan Banten bertumpu pada bidang perdagangan karena memiliki bahan ekspor penting, yaitu lada sebagai daya tarik yang kuat bagi pedagang asing.
d.  Kehidupan sosial
Kerajaan Banten menerapkan sistem timbal balik, Kerajaan akan membina hubungan baik terhadap Negara manapun yang ingin membina hubungan baik dengan Kerajaan, tapi sebaliknya Kerajaan Banten menerapkan sistem perlawanan terhadap bangsa manapun yang ingin menganggu kedaulatan Kerajaan. Sayangnya ini hanya berlangsung pada masa Sultan Ageng Tirtayasa saja, karena pada masa kepemimpinan Sultan Haji Kerajaan Banten justru mengalami keruntuhan karena pada masa itu Kerajaan Banten berada dibawah naungan Belanda yang ingin menguasai pemerintah dan perekonomian Banten sepeunuhnya. Sejak kematian Sultan Ageng Tirtayasa pemerintahan Kerajaan Banten mengalami banyak kemunduran karena terjadi perebutan tahta dan perang saudara hingga akhirnya Banten dikuasai oleh Belanda.
e.   Kehidupan budaya
Hasil peninggalan kebudayaan yang bersifat materi dari Kerajaan Banten berupa bangunan-bangunan yang bentuk dan ukirannya mendapatkan pengaruh dari kebudayaan Islam. Contoh dari peninggalan tersebut bisa kita lihat pada adanya pembangunan masjid yang pada masa Kesultanan Banten, masjid dijadikan sebagai tempat untuk melaksanakan ibadah. Contoh dari masjid tersebut antara lain Masjid Kasunyata, Masjid Agung, Masjid Banten, Masjid Caringin, Masjid Palinan, serta Masjid-masjid lainnya. Selain masjid hasil peninggalan kebudayaan berupa materi berupa hasil karya sastra berupa nyanyian-nyanyian bernada islami, teknik membaca Al-quran, serta hikayat mengenai cerita-cerita bertema islam. Selain peninggalan satra juga terdapat bangunan peninggalan istana pada masa Kesultanan Banten, contoh dari bangunan tersebut adalah Gedung Timayah, Keraton Kalibon, dan Keraton Surosowan. Bangunan-bangunan tersebut adalah peninggalan materi yang bercorak islam karena dibangun pada masa kekusaan Kerajaan Banten yang bercorak islam.
f.    Faktor kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :
1.     Letaknya sangat strategis, yaitu di Selat Sunda,
2.    Pelabuhan kerajaan Banten memenuhi persyaratan yang baik,
3.    Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis.
g.   Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah :
1.     Mangkatnya Raja Besar Banten Maulana Yusuf dan tidak ada yang menggantikannya,
2.    Perang saudara antara saudara Maulana Yusuf dengan pembesar Kerajaan Banten.

Kerajaan Demak (Letak Geografis, Kehidupan Politik Sosial Ekonomi Budaya, Faktor Kemajuan dan Faktor Kemunduran)

Ringkasan Kerajaan Kerajaan Demak

a.   Letak Geografis
Letaknya di daerah Jawa Tengah dan menjadi kerajaan Islam pertama di Jawa.
b.   Kehidupan politik
Raja pertama kerajaan Demak adalah Raden Patah, dimana selama pemerintahannya kerajaan Demak berkembang dengan pesat sebagai pusat perdagangan dan penyebaran agama Islam.
c.   Kehidupan ekonomi
Dilihat dari segi ekonomi, Demak sebagai kerajaan maritim, menjalankan fungsinya sebagai penghubung atau transit daerah penghasil rempah-rempah di bagian timur dengan Malaka sebagai pasaran di bagian barat. Perekonomian Demak dapat berkembang dengan pesat di dunia maritim karena didukung oleh penghasil dalam bidang agraris yang cukup besar.
d.  Kehidupan sosial
Kehidupan sosial Demak diatur oleh hukum-hukum Islam, namun juga masih menerima tradisi lama. Dengan demikian, muncul sistem kehidupan sosial yang telah mendapat pengaruh Islam.
e.   Kehidupan budaya
Di bidang budaya, terlihat jelas dengan adanya pembangunan Masjid Agung Demak yang terkenal dengan salah satu tiang utamanya terbuat dari kumpulan sisa-sisa kayu yang dipakai untuk membuat masjid itu sendiri yang disebut soko tatal. Di pendapa (serambi depan masjid) itulah Sunan Kalijaga (pemimpin pembangunan masjid) meletakkan dasar-dasar syahadatain (perayaan Sekaten). Tujuannya ialah untuk memperoleh banyak pengikut agama Islam. Tradisi Sekaten itu sampai sekarang masih berlangsung di Yogyakarta, Surakarta, dan Cirebon.
f.    Faktor Kemajuan
Beberapa faktor penyebab kemajuaan kerajaan ini adalah :
1.     Mundur dan runtuhnya Majapahit,
2.    Raden Patah, seorang keturunan Raja Majapahit Brawijaya V mendapat dukungan dari parawali yang sangat dihormati,
3.    Banyak adipati pesisir yang tidak puas dengan majapahit dan mendukung Raden Patah,
4.    Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis
5.    Pusaka kerajaan Majapahti sebagai lambang pemegang kuasa diberikan kepada Raden Patah.
g.   Faktor kemunduran
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah :
1.     Terjadi pertikaian antarkeluarga sepeninggal Sultan Trenggana,
2.    Naiknya Arya Penangsang ke tahta kerajaan,
3.    Arya Penangsang dapat dikalahkan Jaka Tingkir.

Monday, March 16, 2020

Contoh Puisi Tentang Rindu Masa Sekolah

Lonceng Kebahagiaan


Apakah sekarang kamu sedang merindu?
Tentang bagaimana nyaringnya lonceng tua itu
Tentang hiruk pikuk setelahnya
Tentang sorak sorai kebahagiaan ketika yang di depan menutup dengan salam
Apakah kamu ingat, kamu pernah diantara mereka?
Bersorak paling keras menyuarakan kebebasan
Tanpa pernah berfikir, jika itu akan menjadi biang rindu dalam dewasa hingga tua mu
Dulu perpisahan di depan gerbang besi itu selalu menjadi kesenangan
Melangkah dengan senyuman
Meninggalkan kejadian yang siap untuk dikenang
Apa yang kamu rasakan sekarang?
Ketika tak lagi bisa bersorak atas suara lonceng itu
Sedang pertemuan selalu terhalang oleh kesibukan
Merasa sangat ingin kembali berebut jabat tangan supaya keluar duluan?
Jika memang rindu mari bertemu
Kita selesaikan rindu ini dengan pertemuan
Walaupun nanti akhirnya rindunya tidak akan selesai

Sunday, March 15, 2020

Hubungan Antara Modal Dengan Pendapatan

Pada dasarnya modal dengan pendapatan mempunyai hubungan yang erat. Logika nya begini, jika seorang pengusaha mempunya modal yang banyak maka jumlah produksi yang mereka hasilkan juga semakin banyak. Nah, dengan hasil produksi yang banyak tersebut bisa meningkatkan pendapatan melalui penjualan nya. Namun demikian, jika tidak dibarengi dengan tenik pemasaran yang tepat maka modal tidak akan meningkatkan pendapatan.

Friday, December 1, 2017

PERTUMBUHAN DAN PENDAPATAN NASIONAL TAHUN 2010-2015 SEKTOR SEKUNDER



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
A.1 Perekonomian Indonesia Tahun2010
2010 menjadi tahun yang penting bagi Indonesia. Terpilihnya presiden baru, menandakan era baru dalam pemerintahan Indonesia. Keberhasilan Indonesia lepas dari jeratan krisis financial global, hingga mampu menjadi satu dari dua negara Asia yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif di tahun 2009, membangkitkan optimisme di awal tahun 2010. Optimisme perekonomian ini yang sepatutnya dipertahankan oleh pemerintahan SBY dan menjadi landasan pembangunan di tahun 2010.
Secara umum, perekonomian Indonesia pada tahun 2010 menunjukkan prestasi yang cukup baik. Sebagai negara yang mampu mencapai pertumbuhan positif selama masa krisis finansial global, Indonesia semakin mendapat kepercayaan di mata dunia Internasional. Hal ini terbukti dari meningkatnya peringkat Indonesia pada Global Competitiveness Index 2010-2011 yang dikeluarkan oleh World Economic Forum. Indonesia berhasil meraih peringkat 44, naik 10 peringkat dibandingkan pada tahun 2009. Peringkat layak investasi Indonesia menurut S&P juga mengalami peningkatan dari BB menjadi BBB. Kenaikan peringkat layak investasi ini menunjukkan semakin dipercayanya pasar modal Indonesia di mata global.
Indikator makroekonomi Indonesia selama tahun 2010 menunjukkan adanya perbaikan perekonomian Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia berhasil melaju pada tingkat 6,1%, sedangkan tingkat inflasi hingga November berhasil ditahan pada level 6,33% (yoy). Hal ini didukung oleh rendahnya tingkat suku bunga BI yang dipertahankan pada level 6,5%. Rendahnya tingkat suku bunga acuan ini menyebabkan sektor kredit mengalami peningkatan tajam sehingga sukses memompa pertumbuhan ekonomi. Hal ini terlihat dari meningkatnya pertumbuhan kredit yang hingga bulan oktober mencapai 19,3% (yoy).
Indonesia juga mengambil keuntungan dari krisis ekonomi yang dialami oleh negara-negara uni eropa. Krisis tersebut menyebabkan adanya perpindahan aliran dana ke emerging market seperti Indonesia. Menurut data World Bank, total dana global yang hijrah ke emerging market hingga bulan oktober mencapai US$ 403 Miliar. Wajar apabila, ada sebagian dari dana global tersebut (US$ 15,7 miliar pada tiga triwulan pertama) yang mampir membanjiri pasar modal Indonesia. Banjir bandang dana global ini sukses mendongkrang IHSG mencapai di atas 3700. Diperkirakan akan terus meningkat pada tahun depan. Melonjaknya IHSG ini dikhawatirkan akan menyebabkan kerentanan apabila terjadi capital flight dari dana-dana asing tersebut. Kekhwatiran ini coba di atasi oleh pemerintah dengan terus mengkokohkan cadangan devisa. Hingga akhir November, cadangan devisa Indonesia sukses menembus angka US$ 92,759 Miliar atau sebesar 6,96 bulan impor dan pembayaran ULN pemerintah (BI, 2010). Dengan besarnya cadangan devisa yang dipunya oleh Indonesia, nampaknya perekonomian Indonesia masih akan stabil hingga tahun depan.
Seperti pendapat Seers (1973) bahwa permasalahan utama negara berkembang adalah kemiskinan, pengangguran dan pemerataan pendapatan, Indonesia pun masih menghadapi permasalahan yang sama. Walaupun angka kemiskinan yang dikeluarkan BPS menunjukkan trend penurunan, angka kemiskinan dan pengangguran Indonesia tetaplah tinggi. Pada tahun 2010, angka kemiskinan mencapai 34 juta, sedangkan angka pengangguran menjadi 9,5 juta. Lebih menyedihkannya lagi, sebagian besar dari penganggur adalah sarjana D3 dan S1. Jadi dapat disimpulkan, sebagian besar tenaga kerja yang terserap adalah tenaga kerja berpendidikan SMA kebawah. Sementara masalah pemerataan pendapatan juga masih jadi momok selama satu dekade terakhir. Pemerataan pendapatan mengalami stagnansi selama bertahun-tahun. Hal ini terlihat dari stagnannya angka koefisien gini Indonesia selama satu dekade pada kisaran 3,6-3,8. Masalah ini menjadi serius karena pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menerus positif selama beberapa tahun terakhir tapi tingkat kemiskinan, pengangguran dan pemerataan pendapatan masih tetap bermasalah. Alhasil dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut hanya dinikmati sedikit pihak.
Dengan berbagai pencapaian dan permasalahan yang dihadapi perekonomian Indonesia, tentunya kita masih tetap harus optimis dalam menyongsong tahun 2011. Untuk menatap 2011 dengan optimismis, setidaknya ada dua perkerjaan rumah yang harus dilakukan oleh pemerintah.
B.1 Perekonomian Indonesia Tahun 2011
Badan Pusat Statistik mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 6,5% pada empat bulan terakhir tahun 2011, meski sebelumnya sempat muncul pesimisme karena anjloknya angka ekspor Desember lalu. Dengan demikian, target pertumbuhan yang dicanangkan pemerintah antara 6,3-6,5%, terpenuhi sepanjang tahun lalu. Angka yang dilansir BPS ini memupus keraguan akan memburuknya pertumbuhan ekonomi Indonesia, karena pada Desember lalu angka ekspor justru melemah hanya mencapai 2,19% dibanding angka yang sama tahun sebelumnya dan merupakan yang terendah sejak September 2009. Pada bulan Oktober dan November 2011, ekspor juga melemah menjadi 16,7 dan 8,25 %, padahal angka ekspor rata-rata sejak Juli-September mencapai 40,5%.
Meski demikian, melemahnya ekspor ditutup oleh melonjaknya konsumsi dalam negeri sementara minat investasi juga tetap tinggi pada kuartal keempat 2011, ditandai dengan naiknya angka investasi asing (FDI) yang mencapai 25%. Kalangan pengamat menghubungkan naiknya angka investasi asing ini dengan kembalinya standar layak investasi (investment grade) yang diumumkan oleh lembaga pemeringkat Fitch, pada pertengahan Desember lalu. Pemeringkat lain, Moody's dan Standard and Poor's, kemungkinan besar akan mengikuti langkah itu tahun ini, yang dipandang akan menjadi dorongan makin besar pada investor untuk berbisnis di Indonesia.
Meski demikain suhu ekonomi dunia yang sedang terganggu akibat krisis berkepajangan di AS dan Eropa, diperkirakan akan turut berimbas ke Indonesia sehingga lembaga seperti Bank Indonesia menurunkan target pertumbuhan 2012 menjadi 6,3-6,5%, lebih rendah dari target pemerintah yang mencapai 6,7%. Dari sisi internal, persoalan yang dianggap bisa mengganggu laju pertumbuhan ekonomi adalah masalah perburuhan yang pada beberapa pekan terakhir dianggap meresahkan investor asing terutama yang bergerak di bidang industri manufaktur. Pengusaha menuding pemerintah daerah menggunakan kasus perburuhan sebagai alat politik untuk kepentingan mereka, sehingga merugikan perhitungan bisnis mereka untuk tahun 2012.
C.1 Perekonomian Indonesia 2012
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 juga didorong karena diakuinya perekonomian Indonesia oleh negara-negara berkembang. Beberapa negara berkembang menganggap bahwa Indonesia sudah dapat mengelola ekonominya dengan baik. Optimisme prospek perekonomian tahun 2012 juga didorong adanya peningkatan rating Indonesia yang masuk ke level investment grade. Dengan demikian, beberapa negara berkembang sudah menunjukkan rasa percaya yang tinggi untuk menginvestasikan dananya di Indonesia. “Hal ini akan berdampak positif. Misalnya perusahaan multinasional akan melakukan investasi jangka panjang. Selain supply uang akan meningkat, job opportunity juga akan meningkat. Seiring dengan hal tersebut, kondisi perbankan nasional juga sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari sisi aset, penyaluran kredit, rasio permodalan, dan kualitas kredit perbankan di Indonesia.  Kedepannya, kinerja perbankan nasional akan tetap solid karena didukung oleh beberapa hal, yakni kebutuhan pembiayaan yang terus meningkat dan kualitas fundamental sektor perbankan nasional yang berada dalam kondisi yang baik.”Tidak Ada Masa Depan Buat Orang-Orang Pesimis yang Terlalu Mengkhawatirkan Kemajuan Ekonomi Negaranya. Masa Depan Ada Pada Orang-Orang Yang Berpikir Optimis”.
Kondisi perekonomian global pada tahun 2011 menunjukkan kondisi yang penuh ketidakpastian. Hal tersebut dapat berakibat negatif pada kondisi perbankan di berbagai negara, selain juga memiliki dampak terhadap meningkatnya resiko kondisi perekonomian di masa yang akan datang. Walaupun demikian, kondisi buruk tidak terjadi di Indonesia. Kondisi perekonomian Indonesia pada tahun 2011 mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, yaitu mencapai 6,5 persen. Hal ini juga seiring dengan kondisi perbankan di Indonesia yang cukup baik. “Berbagai kondisi kondusif tersebut tidak terlepas dari kebijakan Bank Indonesia dan koordinasi yang dilakukan dengan pemerintah. Sementara Direktur Institutional Banking Bank Mandiri, Abdul Rachman mengatakan bahwa ketidakpastian global yang terjadi saat ini lebih kompleks dibandingkan dengan krisis global yang terjadi pada tahun 2008. Hingga saat ini, kondisi perekonomian masih tidak menentu dan masih akan berlangsung dalam beberapa waktu mendatang. Krisis perekonomian yang mulanya terjadi di Yunani ini sudah kian menyebar ke beberapa negara di Eropa, seperti Spanyol, Italia, Portugal, dan Perancis, yang terlihat dari meningkatnya biaya pinjaman dari negara-negara tersebut. Namun demikian, senada dengan Irwan, Abdul Rachman juga mengatakan bahwa di tengah ancaman krisis global, perekonomian Indonesia memiliki kondisi yang baik. Kondisi Perekonomian Indonesia pada tahun 2012 bahkan diproyeksikan solid, dan memiliki peningkatan hingga 6,7 persen.  Menurutnya, hal ini besar dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi domestik. “Ekonomi domestik tumbuh karena porsi ekonomi kita yang bergantung pada ekspor relatif kecil,” ungkapnya.
Memasuki tahun 2012 sebagian orang  merasa khawatir oleh krisis ekonomi yang sedang berlangsung di Eropa dan Amerika Serikat. Selama ini, dominasi dari kekuatan ekonomi Eropa dan Amerika Serikat sangat luar biasa pengaruhnya terhadap perekonomian global. Oleh karena itu, wajar saja bila banyak orang selalu melihat perilaku ekonomi Eropa dan Amerika Serikat sebagai alat ukur untuk menyelamatkan nilai dari kekayaan yang mereka miliki. Setelah melakukan pembelajaran dan mengutak-atik angka-angka untuk memprediksi perekonomian Indonesia di tahun 2012, hasilnya lebih kurang sama saja seperti yang sudah dibicarakan oleh banyak ahli dan pengamat ekonomi. Ekonomi Indonesia masih dijalan yang baik dan tetap akan memberikan pertumbuhan positif yang kemungkinan besar bertumbuh diantara 5,5% – 6,5% dengan inflasi di level 5% – 7%, dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat akan berada di level 8900 – 9300. Secara intuitif saya merasakan bahwa perekonomian Indonesia akan bertumbuh secara stabil dalam jangka waktu yang lebih panjang. Oleh karenanya, tahun 2012 adalah tahun yang sangat optimistis buat mengarahkan ekonomi Indonesia kepada jalur yang diinginkan, agar dapat memberikan kesejahteraan buat masyarakat banyak. Oleh karena itu, mengarahkan dan memotivasi pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui sektor industri dan perdagangan berbasis sumber daya alam, sumber daya manusia kreatif, dan pariwisata akan membuat ekonomi Indonesia semakin tangguh di tahun 2012. Risiko dari perasaan khawatir terhadap keadaan di kawasan Eropa dan Amerika Serikat akan berdampak kepada sektor keuangan dan sektor pasar modal. Akibatnya, kemungkinan besar para investor lebih suka menyimpan uang mereka di logam mulia emas atau pun di properti.
Properti yang kemungkinan akan diincer adalah tanah, dan biasanya investasinya bersifat jangka panjang dan tidak likuid. Kekuatan pasar domestik Indonesia sangatlah luar biasa. Kebiasaan sebagian besar masyarakat Indonesia yang lebih suka berbelanja daripada menabung telah menjadi sebuah kekuatan untuk pertumbuhan ekonomi. Sebab, uang akan terus berputar dan dalam setiap putaran uang tersebut akan menciptakan nilai tambah ekonomi. Kecerdasan untuk mengelola potensi, dan memotivasi pertumbuhan pasar domestik oleh pihak yang berwenang. Khususnya, untuk memudahkan produk dan jasa buatan dalam negeri agar dapat menjadi lebih efektif, kreatif, produktif, efisien, dan berdaya saing unggul dibandingkan produk import, akan menjadikan ekonomi Indonesia lebih kuat dan tidak perlu takut terhadap keadaan di kawasan Eropa dan Amerika Serikat.
Tak bisa dipungkiri bahwa masuknya kembali Indonesia ke dalam investment grade versi fitch rating menimbulkan dampak besar. Setelah terseok-seok selama lebih dari 10 tahun menghuni ‘papan bawah’ pandangan dari investor, diharapkan akan menjadi perangsang perekonomian untuk kedepannya. Mungkin tak lama lagi, lembaga pemeringkat lainnya seperti Moody’s atau Standard & Poors akan mengikuti jejak Fitch dalam menaikkan rating Indonesia agar lebih terpercaya. Itu baik, karena terdapat isu bahwa para Manager Investasi Internasional wajib menanamkan investasi di negara yang ‘berlevel’ investment grade. Aliran dana masuk akan memberikan angin segar kepada Indonesia, peningkatan Investasi diharapkan akan memberi modal luas bagi lingkungan usaha sehingga menyerap para pekerja Indonesia. Selain itu, sisi makro Indonesia di tahun 2011 juga dirasa cukup baik. Ditandai dengan ketahanan ekonomi nasional ditengah gejolak ekonomi eropa dan politik di timur tengah. Selain itu, penurunan BI rate dan rendahnya inflasi diharapkan akan mendorong kredit usaha di tahun 2012.
Tahun 2012 adalah tahun yang sangat tepat untuk Indonesia buat menyiapkan sistem perdagangan dan investasi yang kuat. Termasuk, menyiapkan kapasitas dan keunggulan daya saing industri Indonesia dalam menghadapi liberalisasi perdagangan dan jasa di waktu yang akan datang; agar Indonesia tetap unggul saat berhadapan dengan ekonomi China, India, dan negara-negara penghasil produk murah lainnya. Awal tahun, waktu yang tepat untuk para analis menunjukkan kemampuan nya untuk meramalkan posisi perekonomian satu tahun kedepan. Dengan banyaknya faktor yang bisa mempengaruhi perekonomian secara langsung maupun tidak, analisa perekonomian menjadi tidak mudah dan kita akan mendapati berbagai versi analisa dari para ekonom. Patut dicermati terkait analisa perekonomian di awal tahun, karena akan menyangkut ekspektasi dari para stakeholder dalam perekonomian itu sendiri. Masing-masing stakeholder dengan kepentingan berbeda akan melakukan tindakan yang efektif di awal tahun, tentunya untuk mendapatkan keuntungan dan manfaat dari perekonomian.
Analis lain juga banyak memiliki pendapat yang kontra, mereka kurang optimis dalam menilai dan mengekspektasikan ekonomi Indonesia kedepan. Lagi-lagi berkaitan dengan Investment grade, kenaikan level Indonesia tidak akan berpengaruh besar pada perekonomian. Krisis utang eropa, menyebabkan para investor menilai bahwa ekonomi dunia yang sangat elastis terhadap permasalahan ini. Berlarut-larutnya penyelesaian akan membuat investor beralih pada investasi yang lebih aman. Untuk Indonesia, krisis tersebut sangat berhubungan dengan ekspor. Uni eropa merupakan mitra yang sangat besar untuk pasaran produk ekspor dari indoensia. Pelambatan ekspor akan terjadi lebih dalam di tahun 2012 karena terjadi berbagai pengetatan anggaran dari negara-negara Uni Erpoa.Usaha yang cukup bagus di tahun 2011 adalah mereka yang bergerak dibeberapa bidang yang berelemen api dan kayu. Bisnis yang berelemen api misalnya kimia, biro jasa, listrik, minyak pembakar, restoran, minyak kelapa sawit, pertambangan gas dan batu bara. Sementara itu bisnis yang berelemen kayu yang akan cerah misalnya furnitur, hasil perkebunan, fashion, kertas, percetakan. Bisnis yang berelemen air walaupun mengalami sedikit penurunan tapi masih bisa dikatakan cukup menguntungkan yakni biro wisata/perjalanan, perhotelan, ekspor-impor dan perikanan.Disisi lain, bisnis yang berelemen tanah seperti properti, pertambangan yang elemennya batu/tanah diprediksi tidak baik/ciong. Untuk bisnis yang berkaitan dengan elemen logam seperti otomotif, keuangan/perbankan akan mengalami kondisi yang sulit sehingga para pebisnis tersebut harus fight dan mengeluarkan biaya ekstra untuk berpromosi. Saham yang terdiri atas berbagai macam produk juga termasuk bisnis yang berlemen logam. Bagus tidaknya saham tergantung dari produknya. Jika ingin bermain saham, sebaiknya tetap mengacu pada 5 unsur (air,api,tanah,kayu,logam) di dalam satu tahun itu seperti apa. Jika mau main di saham batubara, perlu anda lihat dulu saham perusahaan tersebut milik siapa dan sehat atau tidak. Khusus untuk saham properti sebaiknya berhati-hati karena saham tersebut diprediksi tidak akan mengalami kenaikan yang signifikan.
Di tahun 2011, bisnis telekomunikasi akan cukup bagus meski persaingannya yang sangat ketat. Setelah ada perjanjian perdagangan bebas dengan china, kita bisa merasakan dan melihat bahwa produk dari china, khususnya telpon genggam yang beragam merk jumlahnya mengalir masuk dengan derasnya ke Indonesia. Dampak positifnya konsumen mempunyai banyak pilihan yang disesuaikan dengan kondisi keuangannya dan dampak negatifnya, produk serupa dalam negeri akan kalah bersaing yang secara mutu dan harga masih lebih baik. Jadi di tahun 2011, dunia perdagangan Indonesia masih kurang menggembirakan. Agar bisa bertahan dan memenangkan persaingan di pasar bebas maka mau tidak mau kita harus menggali potensi yang ada pada diri kita sendiri agar kemampuan kita tidak kalah dengan asing.
D. 1 Perekonomian Indonesia  2013
Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus turun. Setelah mencapai pertumbuhan ekonomi 6,5 persen pada 2011, dan 6,23 persen pada 2012, pertumbuhan ekonomi 2013 berada dibawah 6 persen. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2013 sebesar hanya 5,78 persen. Angka tersebut turun dibandingkan sepanjang 2013 sebesar 6,23 persen.  Kepala BPS Suryamin memaparkan, pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2013 sebesar 5,72 persen, atau mengalami penurunan 1,42 persen dibanding kuartal III-2013. "Triwulan empat ini dari pengalaman selalu lebih rendah dibanding triwulan tiga setiap tahunnya," kata Suryamin, di Kantor  BPS, Rabu(5/2/2014). Kendati mengalami penurunan, Suryamin mengatakan ekspor pada triwulan IV-2013 menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Hal ini disebabkan negara-negara yang tadinya terdampak krisis global seperti China dan Amerika Serikat mulai pulih. Bakan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang tadinya diprediksikan hanya 1,6 persen, realisasinya 1,9 persen."Ini artinya perekonomian global berdampak pada ekonomi kita, terutama untuk ekspor dan sektor lain seperti wisatawan mancanegara," terang dia.Lebih lanjut dia mengatakan, pertumbuhan terjadi di semua sektor ekonomi dengan pertumbuhan tertinggi di sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 10,19 persen, dengan nilai Rp 292,4 triliun. Berturut-turut disusul sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dengan pertumbuhan 7,56 persen, dengan nilai Rp 272,1 triliun.  Sektor ketiga yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah konstruksi, di mana mencatat pertumbuhan 6,57 persen dengan nilai Rp 182,1 triliun.  Sementara itu pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian tercatat paling kecil sebesar 1,34 persen dengan nilai Rp 195,7 triliun.
"Gadget membuat pertumbuhan signifikan di sektor komunikasi menjadi paling tinggi. Pembangunan real estate positif, demikian juga dengan lembaga keuangan. Konstruksi tumbuh positif karena ini berkaitan dengan pembangunan infrastruktur dari tahun ke tahun. Terutama yang dilakukan pemerintah dalam rangka MP3EI," jelas Suryamin.
Sedangkan jumlah total produk domestik bruto (PDB) sepanjang 2013 adalah Rp 9.084 triliun Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB). Sedangkan PDB Atas Dasar Harga Konstan (tahun 2000) adalah Rp. 2770,3 triliun
Untuk kuartal-IV 2013 sendiri PDB ADHB sebesar Rp 2.367,9 triliun, dan ADHK sebesar Rp 699,9 triliun. Angka ini naik dibanding kuartal-IV 2012, dimana PDB ADHB sebesar Rp 2.092,4 triliun, dan ADHK sebesar Rp 662,1 triliun.
E.1Perekonomian Indonesia 2014
Kondisi ekonomi makro  sepanjang tahun 2014 menunjukkan kinerja yang cukup baik sebagaimana ditunjukkan melalui indikator makro ekonomi. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014 tercatat sebesar 5,1 persen (angka sementara), lebih rendah dari target yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014 yang sebesar 5,5 persen
“Ini tentunya terkait dengan kondisi global dan kondisi kita sendiri, di mana besarnya defisit transaksi berjalan membuat baik kebijakan moneter dan fiskal sifatnya kebijakan yang ketat. Dengan kebijakan yang ketat, maka otomatis memang pertumbuhan akan terkendala, sehingga tidak mencapai apa yang diharapkan,” kata Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang P.S. Brodojonegoro dalam konferensi pers ‘Perkembangan Perekonomian Terkini Serta Kinerja Realisasi APBNP Tahun 2014’ di kantornya, Senin (5/1).
Selain itu, tingkat inflasi tahun 2014 tercatat sebesar 8.36 persen, lebih tinggi dari asumsi APBN-P 2014 yang sebesar 5,3 persen. Hal ini terjadi karena APBN-P 2014 belum mengasumsikan adanya penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM). Realisasi tingkat suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan sebesar 5,8 persen, lebih rendah dari asumsi dalam APBN-P 2014 yang sebesar 6,0 persen.
Sementara itu, realisasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tercatat rata-rata sebesar Rp11.878/dolar AS, lebih tinggi dari angka yang ditetapkan dalam APBN-P 2014, sebesar Rp11.600/dolar AS. Harga minyak mentah Indonesia tercatat sebesar 97 dolar AS per barel, lebih rendah dari asumsi dalam APBN-P 2014, sebesar 105 dolar AS per barel.
Untuk rata-rata lifting minyak mentah Indonesia, realisasinya mencapai 794 ribu barel per hari, lebih rendah dari target dalam APBN-P 2014 yang sebesar 818 ribu barel per hari. Terakhir, realisasi lifting gas mencapai target yang ditentukan dalam APBN-P yaitu 1.224 ribu barel setara minyak per harinya.
F.1Perekonomian Indonesia 2015
Awal tahun 2015 menjadi momentum tepat untuk memprediksi kondisi perekonomian Indonesia kedepan. Sebagai salah satu negara yang baru saja mengalami perombakan politik, serangkaian kebijakan baru tentunya akan mempengaruhi proyeksi ekonominya. Meskipun laju perekonomian di tahun lalu mengalami perlambatan, namun sejumlah ahli dan ekonom justru memprediksi bahwa di tahun 2015 perekonomian Indonesia akan mengalami peningkatan. Bagaimana hal ini dapat terjadi? Bahkan ditengah kondisi ekonomi internasional yang terbilang pesimis dalam beberapa tahun terakhir? Berikut ini sejumlah data yang dikumpulkan dari data-data Bank Indonesia dan sejumlah kalangan mengenai perkembangan ekonomi di tahun 2015.
Pada pertengahan Januari lalu, Bank Indonesia menetapkan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,75%, dengan suku bunga Lending Facility dan suku bunga Deposit Facility masing-masing tetap pada level 8,00% dan 5,75%. Kemudikan dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap perkembangan ekonomi Indonesia di 2014 dan prospek ekonomi 2015 dan 2016 yang menunjukkan bahwa kebijakan tersebut masih konsisten dengan upaya untuk mengarahkan inflasi menuju ke sasaran 4±1% pada 2015 dan 2016, dan mendukung pengendalian defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat.
Mengacu pada evaluasi terhadap perekonomian di tahun lalu, di tahun ini Bank Indonesia memperkirakan  perekonomian Indonesia semakin baik, dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan stabilitas makroekonomi yang tetap terjaga, ditopang oleh perbaikan ekonomi global dan semakin kuatnya reformasi struktural dalam memperkuat fundamental ekonomi nasional. Perekonomian Indonesia tahun 2014 diprakirakan tumbuh sebesar 5,1%, melambat dibandingkan dengan 5,8% pada tahun sebelumnya. Dari sisi eksternal, perlambatan tersebut terutama dipengaruhi oleh ekspor yang menurun akibat turunnya permintaan dan harga komoditas global, serta adanya kebijakan pembatasan ekspor mineral mentah. Meskipun ekspor secara keseluruhan menurun, ekspor manufaktur cenderung membaik sejalan dengan berlanjutnya pemulihan AS. Dari sisi permintaan domestik, perlambatan tersebut didorong oleh terbatasnya konsumsi pemerintah seiring dengan program penghematan anggaran.
Sementara itu, kegiatan investasi juga masih tumbuh terbatas. Kinerja pertumbuhan ekonomi yang masih cukup tinggi terutama ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang tetap solid. Pada tahun 2015, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan lebih tinggi, yaitu tumbuh pada kisaran 5,4-5,8%. Berbeda dengan 2014, di samping tetap kuatnya konsumsi rumah tangga, tingginya pertumbuhan ekonomi di 2015 juga akan didukung oleh ekspansi konsumsi dan investasi pemerintah sejalan dengan peningkatan kapasitas fiskal untuk mendukung kegiatan ekonomi produktif, termasuk pembangunan infrastruktur.


2.2 DATA PENDAPATAN NASIONAL  INDONESIA TAHUN  2010-2015
SEKTOR SEKUNDER
A.    Produk  Domestik Bruto atas dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
Lapangan Usaha / Industry
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Industry pengolahan / manufaktur
1.512.760,8
1.704.250,5
1.848.150,9
1.998.693,7
2.215.753,6
2.405.408,9
Pengadaan listrik dan gas
72.549,1
91.721,9
95.637,8
98.686,8
114.121,9
131.264,2
Pengadaan air,pengolahan sampah,limbah daur ulang
5.848,5
6.208,8
6.603,8
7.154,9
7.703,6
8.606,0
Kontruksi
626.905,4
712.184,4
805.208,1
905.990,5
1.041.949,5
1.193.346,1

B.     Produk  Domestik Bruto atas dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha
Lapangan Usaha / Industry
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Industry pengolahan / manufaktur
1.512.760,8
1.607.452,0
1.697.787,2
1.774.907,3
1.856.310,6
1.932.457,4
Pengadaan listrik dan gas
72.549,1
76.678,1
84.393,0
88.805,1
93.755,9
94.864,8
Pengadaan air,pengolahan sampah,limbah daur ulang
5.848,5
6.125,1
6.329,8
6.587,1
6,788,0
7.420,2
Konstruksi
626.905,4
683.421,9
728.226,4
772.719,6
826.615,6
7.420,2

2.3 PENGHITUNGAN DEFLATOR GDP  2010-2015
1. Deflator GDP Industri/manufacturing
Deflator GDP 2010=
                                 =
                                 =     100
                       2011  =   
                                 =    106,02
                       2012  =
                                 = 108,86
                       2013  = 
                                 =  112,61
                       2014  =
                                 =  119,37
                       2015  =  
                                 = 124,48
2.Deflator GDP Listrik dan Gas
Deflator GDP 2010  =
                                 =
                                 =   100
                       2011  =   
                                 =    119,62
                       2012  = 
                                 =  113,32
                       2013  = 
                                 =  111,13
                       2014  =
                                 =  121,72
                       2015  =  
                                 = 138,37

3. Deflator GDP Pengadaan Air
Deflator GDP 2010  =
                                 =
                                 =     100
                       2011  =   
                                 =    101,37
                       2012  = 
                                 =  104,33
                       2013  = 
                                 =  108,62
                       2014  =
                                 =  113,49
                       2015  =  
                                 = 115,98
4. Deflator  GDP Kontruksi
Deflator GDP 2010  =
                                 =
                                 =     100
                       2011  =   
                                 =    104,21
                       2012  = 
                                 = 110,58
                       2013  = 
                                 =  117,25
                       2014  =
                                 = 126,06
                       2015  =  
                                 = 16.082,39

2.4 PERTUMBUHAN EKONOMI
A.    PERTUMBUHAN EKONOMI INDUATRY/MANUFACTURING
GT                           = 100
 GT                 2011  =   
                                 =    6,259
                       2012  = 
                                 =  5,62
                       2013  = 
                                 =  4,79
                       2014  =
                                 =  4,58
                       2015  =  
                                 = 4,10

B.     PERTUMBUHAN EKONOMI LISTRIK  & GAS
GT                           = 100
 GT                 2011  =   
                                 =    5,69
                       2012  = 
                                 =  15,82
                       2013  = 
                                 =  4,716
                        2014  =
                                 = 5,575
                       2015  =  
                                 = 1,183

C.    PERTUMBUHAN EKONOMI PENGADAAN AIR

GT                           = 100
 GT                 2011  =   
                                 =    4,729
                       2012  = 
                                 =  3,342
                       2013  = 
                                 =  4,065
           2014  =
                                 = 3,049
                       2015  =  
                                 = 9,313

D.    PERTUMBUHAN EKONOMI KONSTRUKSI

GT                           = 100
 GT                 2011  =   
                                 =    9,01
                       2012  = 
                                 =  6,56
                       2013  = 
                                 =  6,11
           2014  =
                                 = 6,97
                       2015  =  
                                 = -99,10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dengan adanya data pertumbuhan dan pendapatan nasional diatas maka kami dapat menghitung besar kecilnya deflator GDP dan pertumbuhan ekonomi. Dari data yang kami hitung deflator GDP dari tahun 2010 – 2015 mengalami kenaikan sedangkan pertumbuhan ekonomi berjalan tidak stabil.
Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai data pertumbuhan ekonomi dan pendapatan nasional 2010-2015 yang menjadi bahasan dari makalah ini,dan tentunya banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya pengetahuan,kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungan dengan makalah ini. Penulis berharap kepada para pembaca untuk  memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.


DAFTAR PUSTAKA

http://syafrudin99.blogspot.co.id/2015/06/makalah-perkembangan-ekonomi-di.html
googleweblight.com/i?u=http://illaper.blogspot.com/2015/05/makalah-perkonomian-indonesia-tahun.html?m%3D1&grqid=Uhz7fdhx&hl=id-ID&geid=1011
ket BPS Kabupaten Ponorogo