APEC
APEC
terbentuk pada Bulan Desember 1989 dalam suatu pertemuan tingkat Menteri di
Canberra Australia. Gagasan Apec muncul atas prakarsa Robert Hawke yang
Menjabat perdana menteri Australia saat itu. Organisasi APEC diprakarsai oleh mantan Perdana Menteri Australia Bob Hawke
ketika berpidato di Seoul, Korea pada tahun 1989. Pada akhir tahun itu juga, 12
negara hadir di Canbera, Australia dan sepakat mendirikan APEC. Kedua belas
negara pendiri itu adalah Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Indonesia,
Jepang, Korea, Malaysia, New Zealand, Philippina, Singapura, Thailand, dan
Amerika Serikat. Setelah itu Cina, Hong Kong, dan Taipei bergabung pada tahun
1991, Meksiko dan Papua Nugini pada tahun 1993, Chile pada tahun 1994, Peru,
Rusia, dan Vietnam pada tahun 1998, Mongolia pada tahun 2013. Jadi, jumlah
anggota APEC seluruhnya adalah 22 negara yang berada di kawasan Asia-Pasifik.
LATAR
BELAKANG BERDIRINYA APEC
Di latar
belakangi oleh beberapa faktor berikur :
1. Perubahan dalam konstelasi politik dunia, seperti
munculnya berbagai kelompok perdagangan regional yang brrsifat tertutup dan
cenderung membedakan kedudukan negara-negara Asia Pasifik dalam bidang
perdagangan ekonomi dan Investasi
2. Adanya dinamika proses globalisasi. Dinamika ini
berdampak pada perubahan yang sangat luas dan terjadi sangat global di seluruh
belahan bumi termasuk kawasan asia pasifik. Perubahan ini kemudian mendorong
perubahan perekonomian negara-negara di kawasan asia pasifik menjadi saling
tergantung (Interpedensi)
3. Adanya kekhawatiran gagalnya perundingan putaran
Uruguay (Masalah Perdagangan Bebas)
4. Adanya perubahan besar di bidang politik dan ekonomi
yang terjadi berlangsung di Uni Soviet dan Eropa timur
5. Berkembangnya bidang teknologi komunikasi yang
mendukung terwujudnya kerja sama Negara-negara asia Pasifik
TUJUAN APEC
Memiliki beberapa Tujuan adalah
sebagai berikut :
a) Menggalang kerja sama ekonomi negara-negara di kawasan
Asia Pasifik atas dasar saling menguntungkan
b) Memperkuat diri menghadapi persaingan ekonomi dunia
yang cenderung bersifat tertutup
c) Menghadapi Globalisasi ekonomi agar tidak menjadi
Korban
d) Untuk mengantisipasi apabila perundingan Putaran
Uruguay Gagal.
ANGGOTA APEC
Nama Negara Anggota
|
Nama Ibukota
|
Tahun Bergabung
|
Australia
|
Canberra
|
1989
|
Brunei
Darussalam
|
Bandar
Seri Begawan
|
1989
|
Kanada
|
Ottawa
|
1989
|
Indonesia
|
Jakarta
|
1989
|
Jepang
|
Tokyo
|
1989
|
Korea
Selatan
|
Seoul
|
1989
|
Malaysia
|
Kuala
Lumpur
|
1989
|
Selandia
Baru
|
Wellington
|
1989
|
Filipina
|
Manila
|
1989
|
Singapore
|
Singapura
|
1989
|
Thailand
|
Bangkok
|
1989
|
Amerika
Serikat
|
Washington
DC
|
1989
|
China (Republik
Rakyat China)
|
Beijing
|
1991
|
Hong Kong
(China)
|
Hong Kong
|
1991
|
Taiwan
(Republik China)*
|
Taipei
|
1991
|
Meksiko
|
Mexico
City
|
1993
|
Papua
Nugini
|
Port
Moresby
|
1993
|
Chile
|
Santiago
|
1994
|
Peru
|
Lima
|
1998
|
Rusia
|
Moskwa
|
1998
|
Vietnam
|
Hanoi
|
1998
|
STRUKTUR
APEC
1.
CTI membawahi Sub Committee/Experts Groups: Sub Committee on Standards (SCSC) and Conformance, Sub-Committee on
Customs Procedures (SCCP), Market Access Group (MAG), Group on Services (GOS),
Investment Experts Group (IEG), Intellectual Property Rights Experts Group
(IPEG), Government Procurement Experts Group (GPEG), Informal Experts’ Group on
Business Mobility, Competition Policy/Deregulation Group (CPDG), WTO Capacity
Building Group (WTOCB), Strengthening Economic Legal Infrastructure (SELI). CTI
juga membawahi Business-Government
Dialogues: APEC Automotive Dialogue dan APEC Chemical Dialgoue.
2.
SOM Special task Groups membawahi: Streering
Group on E-commerce, Counter Terrorism Task Force, Gender Focal Point
Network.
3.
Working Group yang berada dibawah Sectoral
Ministerial Meeting: Agricultural Technical Cooperation, Energy, Fisheries,
Human Resources Development, Industrial Science and Technology, Marine
Resources Conservation, Small &Medium Enterprises, Telecommunication &
Information, Tourism, Trade Promotion, Transportation.
PRINSIP UMUM KERJASAMA APEC
a) Menyeluruh (comprehensiveness): yaitu mencakup semua
hambatan terhadap sistem perdaganan dan investasi yang bebas dan terbuka.
b) Konsisten WTO (WTO-consistency): yaitu langkah
liberalisasi dan fasilitasi konsisten dengan WTO.
c) Kesebandingan (comparability): yaitu mewujudkan
kesebandingan langkah liberalisasi dan fasilitasi yang ditempuh anggota.
d) Tidak memihak (non-discrimination): yaitu hasil
liberalisasi dan fasilitasi dinikmati oleh anggota maupun non-anggota AAPEC.
e) Transparan (transparency): yaitu menjamin transparansi
peraturan agar terwujjud iklim usaha yang pasti.
f) Standstill: yaitu menahan untuk tidak menerapkan
kebijakan yang menambah tingkat proteksi.
g) Simultaneous start, Continuous Process &
Differentiated Timetable: yaitu proses liberalisasi dan fasilitasi dimulai
segera, berkesinambungan dan tetap memperhatikan tingkat pembangunan
masing-masing anggota.
h) Fleksibel (flexibility): yaitu fleksibilitas
dimungkinkan untuk menghadapi isu yang muncul dari perbedaan tingkat
pembangunan masing-masing anggota.
i)
Kerjasama
(cooperation): yaitu kerjasama ekonomi dan tekhnik yang mendukung liberalisasi
dan fasilitasi akan ditempuh secara aktif.
MANFAAT APEC
BAGI INDONESIA
1) APEC merupakan forum yang fleksibel untuk membahas isu-isu
ekonomiinternasional.
2) APEC merupakan forum konsolidasi menuju era
perdagangan terbuka dan sejalandengan prinsip perdagangan multilateral
3) Peningkatan peran swasta dan masyarakat Indonesia
menuju liberalisasiperdagangan
Salah satu pilar APEC yaitu
fasilitasi perdagangan dan investasi secara langsungakan memberikan dampak
positif bagi dunia usaha di Indonesia yakni kemudahanarus barang dan jasa dari
Indonesia ke anggota APEC lainnya. Beberapa inisiatifAPEC yang memberikan manfaat
kepada dunia usaha di Indonesia antara lainmelalui pelaksanaan APEC Business Travel Card (ABTC)
serta penyederhanaanprosedur kepabeanan.
4) Peningkatan Human and Capacity Building
Indonesia dapat memanfaatkan
proyek-proyek APEC untuk peningkatan kapasitasdan peningkatan sumber daya
manusia, baik yang disponsori oleh anggotaekonomi tertentu maupun melalui skema
APEC.
5) Sumber peningkatan potensi ekonomi perdagangan dan
investasi IndonesiaPe mbentukan APEC telah memberikan manfaat terhadap
peningkatan arusbarang, jasa maupun pertumbuhan ekonomi negara anggota APEC.
Indonesiamemiliki potensi untuk memanfaatkan potensi pasar APEC bagi
peningkatanekspor maupun arus investasi, khususnya karena mitra dagang utama
Indonesiasebagian besar berasal dari kawasan APEC.
6) APEC sebagai forum untuk bertukar pengalaman
Forum APEC yang pada umumnya
berbentuk “policy dialogue” memiliki
manfaatyang sangat besar terutama untuk menarik pelajaran dan pengalaman
positifmaupun negatif (best practices)
anggota APEC lainnya dalam hal pengambilandan pembuatan kebijakan liberalisasi
perdagangan dan investasi.
7) Memproyeksikan kepentingan-kepentingan Indonesia dalam
konteks ekonomiinternasional
8) APEC merupakan salah satu forum yang memungkinkan
Indonesia untukmemproyeksikan kepentingan-kepentingannya dan mengamankan
posisinyadalam tata hubungan ekonomi internasional yang bebas dan terbuka.
No comments:
Post a Comment